Salah satu ilmuwan muslim yang sangat dikenal di bidang kesehatan adalah Ibnu Sina (890-1037 M) atau yang terkenal di dunia barat dengan nama Avicenna. Telah banyak pengetahuan dan penemuan-penemuannya yang memberi pengaruh bagi ilmu kesehatan. Salah satu yang beliau kemukakan adalah tentang manfaat madu.
Selama hidupnya Ibnu Sina banyak mengkonsumsi madu sehingga awet muda dan berumur panjang. Madu, menurut Ibnu Sina, dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari yang ringan sampai yang berat, seperti tekanan darah tinggi dan jantung. Madu juga dapat menurunkan suhu badan serta mengatur sekresi, sehingga dapat menghilangkan penyakit demam.
Ibnu Sina juga telah meneliti khasiat madu untuk perawatan kecantikan tubuh. Menurut Ibnu Sina, madu dan minyak zaitun mampu menjadi obat mujarab yang digunakan sebagai kosmetika yang memiliki beragam khasiat.
Madu dan minyak zaitun, papar Ibnu Sina, bisa mengencangkan kulit muka dan seluruh kulit badan. Kedua bahan alami yang mendapat perhatian khusus dalam Alquran itu mampu menghilangkan flek-flek hitam dan jamur kulit. Selain itu, madu dan minyak zaitun juga bisa menghaluskan kulit dan mengurangi kerutan pada wajah.
Yang tak kalah menariknya, Ibnu Sina pun telah menemukan fakta bahwa minyak zaitun dan madu mampu menghilangkan bau badan yang tak sedap, serta bisa memberikan vitamin pada kulit dan melembabkannya. Selain untuk kosmetik, madu juga bisa digunakan untuk bearagam kegunaan lainnya. Mulai dari makanan, obat-obatan sampai bahan untuk alat-alat kecantikan.
Menurut Ibnu Sina, madu mempertahankan aktivitas di usia tua dan merupakan obat yang efektif untuk penyembuhan luka dan perawatan gigi. Dia menggunakan madu untuk luka bakar dan infeksi bakteri, karies, kanker, untuk detoksifikasi dan infeksi jamur. Dia menyatakan dalam bukunya Canon of Medicine "Madu itu baik untuk memperpanjang umur, mempertahankan aktivitas di hari tua. Jika Anda ingin mempertahankan masa muda, konsumsi madu. Jika Anda berusia di atas 45, makan madu secara teratur, terutama dicampur dengan bubuk kacang mede. Madu dan tepung bisa digunakan sebagai ganti luka. Untuk penyakit paru-paru, tahap awal tuberkulosis, gunakan kombinasi madu dan lembaran kelopak mawar. Madu bisa digunakan untuk insomnia pada suatu waktu."
Penggunaan madu secara tradisional termasuk madu dicampur dengan herbal dan lemon untuk sakit tenggorokan - ini melapisi tenggorokan dan mengurangi iritasi. Madu menghambat pertumbuhan bakteri mulut dan Anda harus mengganti gula dengan madu kapan pun Anda bisa. Madu juga digunakan untuk sakit perut dan masalah pencernaan. Madu sangat efektif bila digunakan dalam pengobatan tukak lambung, radang usus, serta kesulitan buang air besar (sembelit). Jadi sangat baik memang untuk mengkonsumsi madu dalam keseharian kita.
Avicenna juga merekomendasikan madu dalam pengobatan tuberkulosis. Madu memiliki aktivitas bakterisida potensial melawan banyak organisme patogen, namun efek antimycobacterial belum pernah dipelajari.
Penggunaan madu harus dikonsultasikan pada ahlinya
Dengan semakin banyaknya penelitian tentang manfaat madu, maka penggunaan madu untuk berbagai kebutuhan makin meluas. Namun tentu saja kita tidak dapat menggunakannya secara serampangan terutama untuk penyembuhan penyakit. Ini dikarenakan kondisi setiap manusia berbeda sehingga efeknya pun berbeda. Maka pada penggunaannya tetap harus dikonsultasikan pada ahlinya
Mari kita simak salah satu riwayat hadits berikut,
“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya (dalam riwayat lainnya: sakit diare).’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Maha Benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.”
Dokter dan ulama besar Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menjelaskan mengenai hadits ini,
“Memberikan minum madu dengan berulang kali menunjukkan mengenai ilmu kedokteran yaitu obat harus sesuai dosis dan jumlahnya sesuai dengan keadaan penyakitnya.”
Ibnu hajar Al-Asqalani rahimahullahu menjelaskan hadits ini,
“Seluruh tabib telah sepakat bahwa pengobatan suatu penyakit berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan umur, kebiasaan, waktu, jenis makanan yang biasa dikonsumsi, kedisiplinan dan daya tahan fisik…karena obat harus sesuai kadar dan jumlahnya dengan penyakit, jika dosisnya berkurang maka tidak bisa menyembuhkan dengan total dan jika dosisnya berlebih dapat menimbulkan bahaya yang lain.”
Jadi Madu adalah penyembuh dan memang benar serta harus kita yakini, akan tetapi tidak sembarangan mengobati ada caranya dan perlu ilmunya. Dalam hal ini perlu pengalaman thabib. Di zaman sekarang ini perlu penelitian ilmiah mengenai hal ini.
https://www.radarhot.com/2017/08/manfaat-madu-dalam-pandangan-islam-dan.html
Tidak ada komentar
Posting Komentar